Sejarah Akuntansi dari abad ke abad
Pada
akhir abad XV, sejalan dengan menurunnya pengaruh Romawi, pusat perdagangan
bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem akuntansi yang
telah dikembangkan Romawi juga ikut berpindah dan digunakan di negara-negara
tersebut. Sejak itu perhitungan rugi laba mulai dibuat secara tahunan yang
kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca secara rutin pada akhir
jangka waktu tertentu.
Pada
abad XIX revolusi industri di Eropa mendorong berkembangnya akuntansi biaya dan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New York
Slock Exchange dan American Institute of Certified Public Accountant membahas
dan menetapkan prinsip-prinsip
akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham.
Akuntansi
mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukti yang jelas
terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747.
Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada
tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang
menanamkan modalnya di Indonesia, Mereka menerapkan sistem pembukuan seperti
yang diajarkan Lucas Paciólo. Kemudian pada tahun 1907, di Indonesia
diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk menyusun dan mengontrol
pembukuan perusahaan.
Tidak
banyak pembahan sistem akuntansi di Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
Setelah kemerdekaan pemerintah RI mempunyai kesempatan mengirimkan
putra-putrinya belajar akuntansi ke luar negeri. Sedangkan pendidikan akuntansi di dalam negeri mulai dirintis fiada tahun 1952
oleh Universitas Indonesia yang membuka jurusan Akuntansi di Fakultas
Ekonominya. Langkah ini diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 1954
keluarlah UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar Akuntan.
Suatu
organisasi profesi yang menghimpun para akuntan di Indonesia berdiri pada 23
Desember 1957 dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Organisasi ini
mendirikan seksi Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan Pendidik
tahun 1986.
UU
Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul UU Penanaman Modal
Dalam Negeri tahun 1968. Selanjutnya keduanya merangsang berdirinya
perusahaan-perusahaan baru yang mengakibatkan semakin baiknya iklim investasi
di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, akuntansi
di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat.
Selama
ini terjadi dualisme praktek akuntansi di Indonesia. Di satu pihak banyak
perusahaan menerapkan sistem akuntansi Belanda. Di pihak lain* sistem akuntansi
Amerika semakin banyak digunakan akibat semakin bergesernya kiblat pendidikan
akuntansi ke sistem Amerika serta semakin banyaknya perusahaan yang membawa
sistem Amerika masuk ke Indonesia.
Dualisme
tersebut juga berpengaruh pada dunia
pendidikan, terutama di tingkat pendidikan menengah. Akan tetapi,
dalam Lokakarya “Pendidikan Akuntansi di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, telah dicapai kesepakatan
sistem pendidikan akuntansi untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
yang menggunakan sistem Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar